21 January 2013

Cebis Satu Malam



Di suatu malam, berjalan menyusuri kabus suram. Langit tanpa bintang, bulu roma meremang disapa dinginnya hembusan bayu mencengkam. Membisikkan kata tenang atas kalbu yang kabut tak menentu. Jalan lagi lalu duduk dibangku dibawah pohon mangga. Mengeluh sekali lalu nafas diatur kembali.

Tenang.

Sesekali merenung ke pintu rumah yang terbuka sedikit, mengintai isi rumah. Bonda berjalan dari ruang tamu ke dapur. Pandangan beralih ke langit pekat.

Termenung.

“Tuhan, Kau di atas sana. Aku sesat sekarang. Bawa aku pulang Tuhan.”

Air mata tak semena-mena bagai air terjun. Sudah. Karang bonda nampak, kantoi. 

(Air mata diseka pantas)

Masuk rumah, bonda menoleh. Aku senyum.

5 comments:

  1. http://www.youtube.com/watch?v=VX_hrPaVCTQ

    ReplyDelete
    Replies
    1. Spam ke apa ni dop? (Blom klik link)

      Delete
    2. bukan spam. video tu sebagai komen untuk baris ni

      “Tuhan, Kau di atas sana”

      Delete
  2. Curi GPS bonda ni..

    Thanks adledash for the levli entry

    ReplyDelete
  3. "Tuhan, Kau di atas sana" - metafora

    terima kasih untuk video. hehehe..

    ReplyDelete